inilah berita yang di
sadur dari http://id.berita.yahoo.com/menteri-nuh-tak-percaya-jual-ginjal-demi-ijazah-001013920.html
mengenai Menteri
Nuh Tak Percaya Jual Ginjal Demi Ijazah
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh menilai tidak masuk akal jika ada orang tua yang menjual organ ginjalnya untuk menebus uang ijazah anaknya.
Dia berpendapat bahwa seharusnya pendidikan hingga tingkat sekolah
tingkat menengah sudah tidak ada beban biaya. "Rasanya tidak masuk akal,
tapi kalau ada kasus seperti itu, kita akan selesaikan," kata M Nuh saat
ditemui di Istana Merdeka, Kamis, 27 Juni 2013.
Ia juga menyatakan, sekolah seharusnya tidak boleh menahan ijazah
siswa. Kementerian mengklaim pada saat ini sudah menugaskan anggotanya untuk
mencari alamat keluarga yang mendapat masalah biaya tersebut. Ia juga akan
melakukan evaluasi terhadap sekolah bila benar menahan ijazah siswa.
Sugiyanto bersama anaknya Sarah Melanda Ayu berorasi di kawasan
Bundaran Hotel Indonesia dengan membawa poster berisi kesediaan menjual organ
ginjal. Pria 45 tahun ini nekat ingin menjual organnya untuk menebus biaya
ijazah anaknya oleh pondok pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman, Waru Jaya,
Parung, Bogor.
Sarah menimba ilmu di pondok pesantren tersebut sejak 2005 hingga
2012. Akan tetapi, tahun lalu ia tidak dapat mengambil ijazah karena masih ada
tunggakan biaya ijazah SMP dan SMA sebesar Rp 17 juta. "Seperti itu kita
harus bantu, pasti kita cari dan selesaikan," kata Nuh.
inilah salah satu
potret kelam pendidikan di Indonesia. sebagaimana yang telah kita ketahui,
banyak sekolah yang masih berorientasi pada uang dalam prosesnya.
pemerintah saat ini
pun masih dinilai apatis terhadap fenomena yang ada. Ini dikarenakan kurangnya
koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. pemerintah pusat hanya
menyalurkan, sedangkan bagaimana proses penyalurannya, itu tugas masing2
lembaga pendidikan.
seharusnya hal ini
tidak boleh terulang kembali mengingat pemerintah sudah menganggarkan dana yang
besar untuk pendidikan. ke depan, pemerintah harus lebih tanggap agar tidak
kehilangan kepercayaan dari masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar