Hakikat
Manusia sebagai Makhluk Budaya
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta) atau “mens” (latin)
yang berarti berpikir, berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan
sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok
(genus) atau seorang individu. Dari dua definisi manusia tersebut dapat
diketahui bahwa manusia adalah suatu kelompok (tidak dapat hidup sendiri) atau
individu yang berpikir, berakal budi. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk
ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibanding dengan makhluk-makhluk
ciptaan Tuhan lainnya. Tingginya derajat manusia dibandingkan dengan makhluk
lain ini ditunjukkan dengan adanya akal dan pikiran pada manusia. Sebagaimana
makhluk hidup, tumbuhan juga tumbuh dan berkembang, namun ia tidak dapat
berpindah, mempunyai emosi, atau berinteraksi langsung dengan pihak lain yang
memberikan suatu aksi atau tindakan pada diri sendiri. Misalnya tumbuh-tumbuhan
tidak dapat berjalan atau berlari, marah ketika ditebang, tertawa ketika
disiram atau diberi pupuk, merespon ketika diajak berinteraksi dan
berkomunikasi. Demikian pula dengan binatang, walaupun ia dapat
berpindah-pindah tempat, mempunyai emosi dan dapat berinteraksi maupun
berkomunikasi, namun apa yang dilakukannya hanya dalam lingkup dan proses
belajar yang terbatas, serta lebih karena adanya dorongan naluri saja.
Sedangkan manusia mempunyai tingkatan yang lebih tinggi karena selain mempunyai
ciri-ciri sebagai makhluk hidup seperti di atas, manusia juga mempunyai akal
dan pikiran yang dapat memperhitungkan tindakan-tindakannya melalui proses
belajar yang terus menerus.
Akal dan pikiran yang dimiliki manusia adalah bagian dari budaya. Dengan akal
dan pikirannya manusia dengan kegiatan akal dan pikirannya dapat mengubah dan
menciptakan realitas melalui simbol-simbol atau sistem perlambangan. Contoh
dari sistem perlambangan adalah bahasa yang melambangkan sesuatu berdasarkan
sistem pola hubungan antara benda, tindakan, dan sebagainya dengan apa yang
dilambangkan. Bahasa tidak hanya yang verbal tapi juga berupa tulisan, lukisan,
tanda atau isyarat. Karena kegiatan berpikir manusia ini budaya tercipta.
Budaya sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di
foto, karena berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali
bila gagasan itu dituliskan dalam karangan buku. Budaya sebagai sistem gagasan
menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku. Seperti apa yang
dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya berupa rancangan hidup” maka budaya
terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses belajar
dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya yang kita sebut sebagai nilai budaya.Jadi,
nilai budaya adalah “gagasan” yang menjadi sumber sikap dan tingkah laku
manusia dalam kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat kita lihat, kita
rasakan dalam sistem kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang diwujudkan
dalam bentuk adat istiadat. Hal ini akan lebih nyata kita lihat dalam hubungan
antara manusia sebagai individu lainnya maupun dengan kelompok dan
lingkungannya.
Dari uraian di atas telah jelas bahwa manusia adalah makhluk yang derajatnya
paling atas bila dibandingkan dengan yang lain, karena manusia mempunyai akal
dan pikiran. Perilaku manusia sebagai makhluk budaya merupakan gabungan dari
adanya unsur fisik/ raga, mental/ kepribadian. Sehingga yang berkembang dalam
diri manusia tidak hanya raganya namun juga emosional dan intelektualnya.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk budaya hendaknya dapat memanfaatkan/
mendayagunakan sumber daya alam dengan sebaik mungkin, dengan sebijaksana
mungkin sehingga tercipta masyarakat atau peradaban yang damai dan ideal.
Hakekat
manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenga
dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional
yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3. yang mampu mengarahkan dirinya ke
tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan
nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi
berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya
selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri,
membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang
perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah
makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai
dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Perbedaan Antara Kepribadian Bangsa Timur dan Barat
Francis. L.K Hsu. Sarjana Amerika keturunan Cina, yang
mengkombinasikan dalam dirinya keahlian didalam ilmu antropologi, psikologi,
filsafat, dan kesusastraan cina klasik (homeostatis psikologi).
Hsu. Telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia
sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah lingkaran
konsentris sekitar diri pribadi.
Nomor 7 dan 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar, yang
berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan
pikiran dan gagasan yang terdesak kedalam, sehingga tidak disadari oleh
individu dan terlupakan.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tidak dinyatakan,
pikiran-pikiran dan gagasan oleh individu tetapi disimpan didalam jiwanya
sendiri dan tidak dinyatakan oleh siapapun (karena malu, takut salah, sungkan,
tidak menemukan kata yang tepat, dan sebagainya).
Nomor 4 dinyatakan sebagai kesadaran yang terbuka,
(pikiran-pikiran serta gagasan maupun perasaan).
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi
tentang orang-orang, binatang, atau benda-benda yang diajak bergaul secara
karib dan akrab.
Nomor 2 disebut hubungan berguna, fungsi kegunaan (pedagang
dan pembeli).
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri
dari pikiran-pikiran dan sikap dalam jiwa manusia, tetapi jarang mempunyai arti
dalam kehidupan sehari-hari.
Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari
pikiran-pikiran dan anggapan tentang orang-orang diluar masyarakat dan Negara
Indonesia.
Menurut L.K. Hsu. Yang
menggambarkan kepribadian manusia adalah daerah lingkaran nomor 3. Hubungan
yang berdasarkan cinta dan kemesraan dan juga rasa untuk bisa berbakti penuh
dan mutlak merupakan suatu kebutuhan fundamental dalam kehidupan manusia. Tanpa
adanya tokoh-tokoh, benda-benda kesayangan, tanpa Tuhan, tanpa ide dalam
jiwanya, hidup kerohanian manusia tidak akan bisa seimbang dan selaras.
Konsep lain adalah konsep Jen. Dalam kebudayaan
cina, yaitu; Manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian, adalah
manusia yang dapat menjaga keseimbangan hubungan antara diri kepribadiannya
dengan lingkungan sekitarnya yang paling dekat.
Kebudayaan timur lebih mementingkan kehidupan rohani,
mistik, gotong-royong, keramah-tamahan, dan lainnya.
Kebudayaan barat mementingkan
kebendaan, kelogisan, asa guna, dan individualisme.
S128Cash Bandar Betting Online Terbaik dan Terbesar di Indonesia.
BalasHapusJika Anda seorang peminta Judi Online, Anda wajib bermain disini dan kami jamin Anda akan merasakan Sensasi dan Kenyamanan yang LUAR BIASA !!
Disini kami menyediakan semua permainan Populer seperti :
- Sportsbook
- Live Casino
- Sabung Ayam Online
- IDN Poker
- Slot Games Online
- Tembak Ikan Online
- Klik4D
Segera daftarkan diri Anda bersama kami dan dapatkan PROMO BONUS yang tersedia, yaitu :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!
Untuk pendaftarannya sangat mudah dan GRATIS!!
Hubungi kami :
- Livechat : Live Chat Judi Online
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.biz
Judi Bola
Situs Judi Bola